- Spektakuler, Opening Ceremony Asian Games 2018 @ Stadion Utama GBK
- Launching Buku “Bertarung Dengan Waktu, Memoar Politik Yuddy Chrisnandi”
- Indonesia Ukir Rekor Dunia Guinness World Records Tari Poco-Poco
- Semarak UI Open Days 2018
- Nasi Kotak Jumat – Masjid AT-TAQWA Universitas Pancasila, Jakarta Selatan
- Sosialisasi Tertib Lalu Lintas Jalan Raya Lenteng Agung
- Dokter-Dokter Cantik Puskesmas Lenteng Agung II Sigap Melaksanakan ORI Difteri
- Diskusi 3 Generasi Videografi Masa Kini
- Workshop Videografi Bersama Sinematografer Senior, Bambang Supriadi
- Membuat Sendiri Masakan Mangut Lele Khas Jogya
B i n t a n g
“Bintang”… Pelan, dengan tatap ragu dan tak percaya diri kau sebutkan namamu ketika kutanya. Kemudian, dengan suara lirih dan tercekat, kau jawab pertanyaanku dengan, “kelas enam” dan seketika seperti ada yang menusuk hatiku… Ah, Bintang… Engkau berbohong, Nak. Ayahmu bilang, kau masih kelas empat, sama dengan adikmu, karena kau sudah dua kali tinggal kelas… Di usiamu yang sekarang, engkau bahkan belum lancar membaca.
Aku tahu kau memang tak sepandai seharusnya anak seusiamu… Tapi yang kusedihkan adalah nasibmu, kutangisi orang-orang terdekat yang tak mengertimu… Kekerasan fisik dan kata-kata kasar yang kerap terlontar dari pembantu rumahmu, ibu yang menyibukkan diri dengan karirnya, ayah yang sibuk menyenangkan istri muda dan kekasih hatinya…
Bahkan kutangisi gurumu, yang menempatkanmu sekelas dengan adikmu, selalu membandingkan kalian, dan membuatmu selalu berada dalam bayang-bayang sang adik, dan semakin tak percaya diri… Ah, Bintang…tetaplah tegar dan tabah, aku akan selalu memeluk, menghibur, dan menjagamu dari jauh… Aku tak punya hak apapun terhadapmu, Bintaaang… Tapi ku mohon, ku harap, tetaplah bersinar walau awan gelap menutupimu… Tetaplah menjadi Bintang yang terang bersinar, karena namakulah yang ayahmu berikan untukmu.
You must be logged in to post a comment Login